PKG Seblat, Bengkulu
Pusat Konservasi Gajah Seblat, di Provinsi Bengkulu merupakan kawasan hutan produksi dengan fungsi khusus yang luasnya hanya 6.865 ha. Ada banyak sekali permasalahan yang terjadi di PKG Seblat, mulai ancaman perkebunan kelapa sawit, perambahan oleh masyarakat, perburuan liar dan illegal logging. Kawasan PKG saat ini posisinya berada ditengah-tengah perkebunan kelapa sawit skala besar. Ada beberapa perkebunan kelapa sawit yang mengelilingi PKG Seblat, diantaranya PT Agricinal, PT Alno dan PT Mitra Puding Mas. Luas masing-masing perkebunan ini ada yang mencapai 20.000 ha.
Gajah Sumatera, Nasibmu Kini
Keinginan saya untuk kembali lagi ke lokasi penelitianku untuk tugas akhir saat itu akhirnya bisa terwujudkan. Pusat Konservasi Gajah Seblat, yang terletak di sebelah Utara Provinsi Bengkulu ini saya kunjungi pertama kali pada tahun 2004. Gilakan? setelah dua puluh tahun lebih saya lahir di Bengkulu, baru tahun 2004 saya datang kesana. [Selengkapnya]
Pusat Konservasi Gajah Seblat
Pada tahun 1995 melalui SK Menhut No. 658/Kpts-II/1995 kawasan yang luasnya hanya 6.865 ha ini ditetapkan sebagai Hutan Poduksi dengan fungsi khusus. Khusus karena didalamnya ada habitat gajah dan kawasan ini ingin dijadikan tempat pelatihan gajah. Keputusan ini dikeluarkan karena pada tahun 1988 konflik antara manusia dan dan gajah mulai terjadi di Provinsi Bengkulu. [Selengkapnya]
Seandainya tidak ada gajah di dunia ini knapa?
Pertanyaan tersebut keluar disaat kita berdiskusi panjang dan berdebat bagaimana caranya menyelamatkan habitat gajah di Bengkulu. Karena sudah mentok dan kompleks permasalahan yang ada di PKG Seblat, dengan putus asa karena tidak menemukan jalan keluarnya seorang teman mengeluarkan pertanyaan itu. "Apa yang terjadi jika tidak ada gajah di dunia? tidak ada ada bencana bukan?". Semua orang langsung diam dan tidak bisa menemukan jawabannya. Karena semua bingung, akhir aku menyeletuk "ya.. setiap yang namanya makhluk Tuhan itu punya hak untuk hidup dan punya tempat tinggal". Apakah ada jawaban lain selain jawabanku?? [Selengkapnya]
Siapa yang Salah??
Cerita berikut ini adalah sebuah cerita seorang petani sawit yang saya temui beberapa bulan yang lalu (Desember 2008) yang tinggal di perbatasan Pusat Latihan Gajah (PLG), Seblat, Bengkulu Utara. Saya menginap di pondok beliau selama lima hari. Disebuah podok yang sangat sederhana yang terbuat dari papan-papan bekas dan bambu. Berdirinya pondok inipun sudah tidak lurus lagi alias hampir roboh karena dimakan usia. [Selengkapnya]
Just for One Ivory
Just for One Ivory
Video sent by gekkostudio
We tame it and killed for it's one ivory that left.
Bengkulu Elephant Under Siege
Bengkulu Elephant Under Siege
Video sent by gekkostudio
The forests of Sumatera have been the natural habitat of elephants, spread from Aceh in the north to Lampung in the South. But today, the lustrous human activities such as land clearing for big scale plantations, settlements, and agricultural, the elephant’s habitat has vanished.
Only few people know that in Bengkulu Province, we can still meet groups of wild elephant. They spread in the forests area of Seblat, Air Ipuh, Air Dikit, and Air Berau. Like in other places, the populations of hill elephants in Bengkulu are also threatened. There are only 120-14 elephants, half of them are in the Seblat forest area.
Seblat, located in North Bengkulu, is on the border of Kerinci Seblat National Park. The forest is rich with flora and fauna.
6865 ha
6865 ha
Video sent by gekkostudio
Pusat Konservasi Gajah Seblat or Seblat Centre for Elephant Conservation (PLG Seblat) is the forest area designated to protect the wild animal, such as Sumatran elephant, hornbill, owa, etc.
The total area is 6,865 ha, surrounded by large oil plantation. Land clearing for oil palm plantations, illegal logging, and main road project construction have serious impacts on elephant’s habitat.